ANALISIS BIAYA USAHATANI DAN SISTEM PEMASARAN BUAH BIT (Beta vulgaris L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KECAMATAN BARUS JAHE KABUPATEN KARO
Isi Artikel Utama
Abstrak
Komoditas tanaman buah-buahan mempunyai andil besar terhadap kesehatan manusia, karena di dalam buah-buahan banyak terkandung vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Di sektor lain buah-buahan juga berperan dalam meningkatkan pendapatan petani. Salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara komersial dan berorientasi agribisnis adalah bit. Pada usaha ini, petani melakukan pekerjaan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan demi kebutuhan hidup, tingkat kesehjahteraan petani sangat ditentukan oleh hasil produksinya.Dengan demikian tingkat pemenuhan kebutuhan keluarga sangat ditentukan oleh pendapatan yang dihasilaknnya.Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research).Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan dalam analisisnya, penulis menggunakan metode analisis regresi linier berganda (multiple linear regression) dengan dibantu program SPSS versi 20.00. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara serempak faktor produksi biaya benih (X1), biaya tenaga kerja (X2), biaya pupuk (X3) dan biaya pestisida (X4) yang digunakan oleh petani buah Bit berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani. Sedangkan secara parsial usahatani buah Bit dengan faktor produksi biaya benih (X1), biaya tenaga kerja (X2), biaya pupuk (X3) berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani sedangkan biaya pestisida (X4) tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani. Keuntungan petani buah Bit di daerah penelitian sebesar Rp. 8.325.655 /musim tanam.Usahatani buah Bit layak untuk diusahakan di daerah penelitian dikarenakan nilai R/C Rasio yang di peroleh lebih besar dari satu (R/C Rasio > 1). Dengan nilai 5.88 > 1, maka dikatakan bahwa usahatani buah Bit layak di usahakan di Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo. Saluran distribusi yang menguntungkan dalam pemasaran buah Bit adalah saluran distribusi langsung tapi petani buah Bit tidak memilih saluran distribusi ini karena keterbatasan kemampuan untuk memasarkan sendiri buah Bit mereka ke pasar yang lebih menguntungkan
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Rincian Artikel
Referensi
Azeredo, H.M.C. 2009.Betalains : Properties, Sources, Application, and StabilityA Review. International Journal of Food Science and Technology, 44:2365-2376
Girod, P. dan J. Zryd. 1991. Secondary metabolism in cultured red beet (Beta vulgaris l) cells : Differential regulation of betaxanthin and betacyanin biosynthesis. Plant Cell Tiss. Org. Cult, 25 : 1-22
Herbach, K.M..,F.C. Stinizing and R. Carle. 2006. Betalain stability and degradation structural and chromatic aspects. J. Sci. of food. Vol, 71.Nr.4.