AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL KULIT BUAH SUKUN (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli
Isi Artikel Utama
Abstrak
Infeksi merupakan keadaan dimana masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh, yang dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit, salah satunya adalah bakteri. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri adalah diare. Diare disebabkan oleh bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, yang masih menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat. Pengobatan yang umum digunakan untuk penyakit infeksi adalah antibiotik, sehingga hanya dalam 4 tahun kemudian telah timbul problem resistensi dengan segala akibat yang sangat merugikan. Salah satu tanaman yang dipercaya dapat dijadikan obat adalah sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) yaitu tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antibakteri. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit buah sukun terhadap S. aureus dan E. coli dengan konsentrasi 50 mg/mL, 75 mg/mL, dan 100 mg/mL dengan kontrol positif kloramfenikol dan kontrol negatif DMSO. Pengujian daya hambat antibakteri dengan metode difusi agar (Kirby Bauer). Metodenelitian ini adalah eksperimental. Pembuatan ekstrak menggunakan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Data yang diperoleh dari pengukuran diameter daya hambat dianalisis secara statistik menggunakan metode uji Anova, kemudian dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit buah sukun mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid dan tanin. Hasil pengukuran daya hambat terhadap S. aureus dan E. coli dilihat dari daerah bening menunjukkan konsentrasi 100 mg/mL dengan daya hambat kuat, konsentrasi 75 mg/mL dengan daya hambat kategori sedang, dan konsentrasi 50 mg/mL dengan daya hambat kategori lemah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol kulit buah sukun (Artocarpus alitilis (Parkinson) Fosberg) mengandung metabolit sekunder yaitu flavonoid, yang bertindak sebagai antibakteri. Aktivitas antibakteri ekstrak metanol kulit buah sukun tertinggi diperoleh pada konsentrasi 100 mg/mL yaitu dengan zona hambata sebesar 11,95 mm pada S. aureus dan 10,23 mm pada E. coli, yang keduanya dapat dikategorikan memiliki daya hambat yang kuat.