PENGARUH BAHAN ELEKTRODA TERHADAP KELISTRIKAN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI) SEBAGAI SOLUSI ENERGI ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan baterai aki basah yang ramah lingkungan dengan
memanfaatkan belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi) sebagai elektrolit dan beberapa logam
sebagai pasangan elektroda. Sehingga selain dapat memenuhi kebutuhan energi listrik yang
sangat tinggi, penelitian ini juga dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah
dalam produksi energi listrik yang selama ini memberikan kontribusi sangat besar terhadap
emisi gas rumah kaca.Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilakukan di
Laboratorium Fisika UMN Al Washliyah. Elektrolit belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi)
terlebih dahulu di ekstrak dan disaring dengan filter nomor 40. Pasangan Elektroda (anoda dan
katoda) yang digunakan pada penelitian ini yaitu: tembaga:seng; tembaga:aluminium;
tembaga:besi; dan tembaga:timah. Masing–masing plat elektroda dipotong dengan ukuran 4,5 x
10 cm. Dibuat bak untuk prototipe baterai, dan disusun rangkaian dengan variasi dari masingmasing
pasangan
elektroda.
Untuk
mengetahui
pengaruh
dari
variasi
setiap
pasangan
elektroda
dilakukan
pengukuran tegangan dan arus dengan hambatan 5 ohm, sehingga dapat diketahui
pasangan elektroda terbaik dalam pemanfaatan belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi) sebagai
elektrolit dalam pembuatan baterai aki basah. Hasil pengukuran PH larutan belimbing wuluh
sebesar 1,6. Hasil pengujian dengan beberapa pasangan elektroda pada biobaterai, semua lampu
LED menyala dan terdapat gelembung gas pada larutan elektrolit, hal ini membuktikan bahwa
larutan belimbing wuluh termasuk asam kuat, sehingga merupakan senyawa elektoril kuat. Pada
pasangan elektroda tembaga-seng nilai tegangannya lebih tinggi dari pasangan elektroda yang
lain yaitu sebesar 3 volt dan ini berbanding lurus dengan nilai kuat arus yang dihasilkan sebesar
0,6 amper, sedangkan besar tegangan yang paling kecil dihasilkan oleh pasangan elektroda
tembaga-timah sebesar 1,5 volt dan kuat arus sebesar 0,3 amper. Hal ini terjadi karena reaksi
antara unsur penyusun pasangan logam sebagai elektroda dengan larutan belimbing wuluh
sebagai elektrolit. Besar tegangan dan kuat arus yang dihasilkan pada penelitian ini juga
tergantung dengan jumlah volume larutan, jumlah pasangan elektroda dan rangkaian yang
digunakan, tetapi dengan perbandingan hasil yang sama.