JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK <p style="text-align: justify;">Jurnal <strong>FARMASAINKES: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan</strong> dengan Nomor <strong>E-ISSN </strong><a title="issn brin" href="https://issn.brin.go.id/terbit?search=2807-114X"><strong>2807-114X</strong></a> adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah Medan sejak Agustus 2021, dengan Edisi Pertama Volume 1 Nomor 1, Agustus 2021. Jurnal <strong>FARMASAINKES</strong> terbit 2 kali setahun, setiap bulan Februari dan Agustus. Jurnal <strong>FARMASAINKES</strong> menerima artikel berupa hasil penelitian dan karya ilmiah dalam bidang Ilmu Farmasi, Sains dan Kesehatan. Jurnal <strong>FARMASAINKES</strong> adalah Jurnal Penelitian Ilmu Farmasi, Sains dan Kesehatan yang merupakan Jurnal Akses Terbuka Nasional dan Internasional, menyediakan Platform untuk melaporkan inovasi, teknologi, inisiatif, dan penerapan pengetahuan ilmiah untuk semua aspek penelitian farmasi, sains, kedokteran, klinis dan ilmu kesehatan terkait.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Alamat Editor</strong> : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al- Washliyah, Jl. Garu II A No. 93, Harjosari I, Kec. Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara 20147</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Email</strong> : umnaw.farmasainkes@gmail.com</p> <p style="text-align: justify;">&nbsp;</p> Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah en-US JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN 2807-114X AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH KERANJI (Dialium indum L.) DALAM KEBOCORAN DNA DAN PROTEIN BAKTERI Escherichia coli https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK/article/view/5022 <p>Buah asam keranji (<em>Dialium indum</em> L.) memiliki banyak kegunaan, termasuk sebagai bahan pangan, pakan ternak, dan obat tradisional untuk diare. Buah ini mengandung antioksidan dan nutrisi yang berpotensi sebagai agen antibakteri, terutama terhadap <em>Escherichia coli</em>. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah keranji dengan mengukur kebocoran DNA dan protein bakteri, yang menunjukkan kerusakan membran sel. Penelitian menggunakan ekstrak etanol buah keranji sebagai variabel bebas, sedangkan variabel terikat meliputi senyawa metabolit sekunder, kadar flavonoid total, gugus fungsi (FTIR), nilai KHM, KBM, dan kebocoran DNA serta protein yang diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil menunjukkan ekstrak etanol buah keranji mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid, dan glikosida. Analisis FTIR mendeteksi gugus fungsi seperti O–H, C–H, C=O, C=C, C–O, dan N–H yang mengonfirmasi keberadaan senyawa bioaktif. Kadar flavonoid total sebesar 28,16 ± 1,21 mgQE/g. Ekstrak etanol buah keranji menunjukkan KHM pada konsentrasi 35% dan KBM pada konsentrasi 45%. Zona hambat pada konsentrasi 35%, 40%, 45%, dan 50% berturut-turut sebesar 8,3; 9,0; 10,0; dan 11,8 mm. Absorbansi pada 260 nm (DNA) dan 280 nm (protein) tertinggi pada konsentrasi 50%, yang menandakan adanya kerusakan membran sel bakteri. Kesimpulannya, ekstrak etanol buah keranji efektif menghambat <em>Escherichia coli</em> dengan mekanisme merusak membran sel.</p> Chella Ellyza Anggitha Ningtias Haris Munandar Nasution Minda Sari Lubis Copyright (c) 2025 Chella Ellyza, Anggitha Ningtias, Haris Munandar Nasution, Minda Sari Lubis https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-08-05 2025-08-05 5 1 01 12 10.32696/farmasainkes.v5i1.5022 FORMULASI DAN EVALUASI MASKER GEL PEEL-OFF NANOEKSTRAK BONGGOL NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) SEBAGAI ANTI-AGING https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK/article/view/5080 <p>Bonggol nanas mempunyai kandungan flavonoid yang berfungsi&nbsp;sebagai antioksidan, sehingga dapat melindungi kulit dari penuaan dini. Masker gel peel-off mampu meningkatkan kelembapan kulit dan mudah digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variasi pengolahan ekstrak dan nanoekstrak bonggol nanas dapat diolah menjadi masker gel peel-off serta untuk mengevaluasi aktivitas anti-aging dari produk tersebut. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental. Dalam studi ini, bonggol nanas diekstraksi menggunakan metode maserasi dan diubah menjadi nanoekstrak, kemudian beberapa pengujian dilakukan, termasuk karakterisasi simplisia, skrining fitokimia pada ekstrak dan nanoekstrak bonggol nanas, pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, serta evaluasi masker gel peel-off yang meliputi uji homogenitas, pH, waktu pengeringan, daya sebar, dan daya lekat. Efektivitas anti-aging diuji menggunakan alat skin analyzer dengan parameter kadar air, elastisitas, dan warna kulit. Hasil dari karakterisasi simplisia bonggol nanas menunjukkan bahwa ia memenuhi kriteria simplisia yang baik. Ekstrak dan nanoekstrak dari bonggol nanas mengandung senyawa metabolit sekunder. Nilai IC<sub>50</sub> pada ekstrak bonggol nanas tercatat sebesar 5. 804,72 µg/mL, sedangkan masker gel peel-off dari ekstrak bonggol nanas memiliki warna coklat muda hingga coklat pucat, aroma khas, homogen, pH stabil, dengan waktu pengeringan 15-30 menit dan daya sebar 5-6 cm. Hasil uji aktivitas antioksidan dari sediaan menunjukkan nilai IC<sub>50</sub> masing-masing yaitu (F0) 171,4434 µg/mL, (F1) 137,7746 µg/mL, (F2) 155,1636 µg/mL, dan (F3) 146,9484 µg/mL, dengan hasil terbaik diperoleh dari F3. Pengujian statistik dengan One Way Anova menunjukkan hasil yang signifikan.</p> Miftahul Husna Minda Sari Lubis Gabena Indrayani Dalimunthe Zulmai Rani Copyright (c) 2025 Miftahul Husna, Minda Sari Lubis, Gabena Indrayani Dalimunthe, Zulmai Rani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-08-05 2025-08-05 5 1 13 24 10.32696/farmasainkes.v5i1.5080 KONSENTRASI HAMBAT MINIMUM (KHM) DAN KONSENTRASI BUNUH MINIMUM (KBM) EKSTRAK DAUN KEDONDONG HUTAN (Spondias pinnata (L.f) Kurz.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK/article/view/5147 <p>Daun kedondong hutan diketahui memiliki kandungan metabolit sekunder salah satunya yaitu flavonoid. Senyawa flavonoid memiliki aktivitas sebagai antibakteri dengan mekanisme menghambat sintesis asam nukleat dan fungsi membran sel. <em>Escherichia coli</em> merupakan bakteri yang sering menyebabkan penyakit infeksi pada saluran pencernaan. Penelitian ini bertujuan menguji kadar hambat minimum dan kadar bunuh minimum ekstrak etanol daun kedondong hutan terhadap bakteri <em>Escherichia coli</em>. Kadar hambat minimum ditentukan menggunakan metode dilusi dilanjutkan dengan uji spektrofotometri UV-Vis dan kadar bunuh minimun ditentukan menggunakan metode dilusi yang disebar merata diatas media MHA dengan konsentrasi ekstrak bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan pada konsentrasi 5% dan 7,5% merupakan kadar minimum ekstrak etanol daun kedondong hutan dalam menghambat aktivitas pertumbuhan bakteri <em>Escherichia coli</em>. Penelitian ini menunjukkan ekstrak etanol daun kedondong hutan dapat digunakan sebagai alternatif antibakteri dan dapat dikembangkan lebih lanjut pada bidang kesehatan.</p> Rahma Pertiwi Haris Munandar Nasution Rafita Yuniarti Zulmai Rani Copyright (c) 2025 Rahma Pertiwi, Haris Munandar Nasution, Rafita Yuniarti, Zulmai Rani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-08-05 2025-08-05 5 1 25 32 10.32696/farmasainkes.v5i1.5147 AKTIVITAS ANTIBAKTERI ESKTRAK ETANOLDAUN TERONG BELANDA (Solanum betaceum Cav.) DALAM KEBOCORAN DNA dan PROTEIN BAKTERI Staphylococcus aureus https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK/article/view/4995 <p>Daun terong belanda <em>(Solanum betaceum </em>Cav.) pada umumnya banyak masyarakat koonsumsi karena mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tanin, glikosida, dan saponin, serta senyawa antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memastikan apakah bakteri <em>Staphylococcus aureus</em>, yang menyebabkan penyakit umum di Indonesia, dapat dihambat atau dibunuh oleh ekstrak etanol daun terong belanda.</p> <p>Ekstrak etanol daun terong belanda berperan sebagai variabel bebas dalam penelitian eksperimental ini. Variabel terikat dalam penelitian ini meliputi skrining fitokimia, analisis spektroskopi inframerah transformasi Fourier, penentuan kadar flavonoid, uji konsentrasi hambat minimum dan konsentrasi bunuh minimum, uji kebocoran DNA dan protein, karakterisasi simplisia, serta uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun terong belanda. Pengujian antibakteri dilakukan pada ekstrak etanol dengan konsentrasi 3,125%, 6,25%, 12,5%, dan 25% menggunakan metode difusi agar dengan kertas cakram. Kontrol positif adalah kloramfenikol, sedangkan kontrol negatif adalah DMSO.</p> <p>Hasil uji KHM menunjukkan yang lebih baik pada konsentrasi 3,125% dan total kandungan flavonoid sebesar 44,9624 mg QE/gram ekstrak. Pada uji KBM, perkembangan koloni tidak diamati pada konsentrasi 12,5% dan 25%. Menurut penelitian ini, sel yang mengalami stres oksidatif menunjukkan kebocoran DNA dan protein, yang dapat menyebabkan 12,5% dan 25% sel mengalami apoptosis. Ekstrak etanol daun terong belanda pada konsentrasi 12,5% dan 25%, menunjukkan daya penghambatan terbesar terhadap <em>Staphylococcus aureus</em>, berukuran 12,5% (9,01 mm) dan 25% (16,13 mm).</p> Oca Nazuhra Anggitha Ningtias Haris Munandar Nasution Zulmai Rani Copyright (c) 2025 Oca Nazuhra, Anggitha Ningtias, Haris Munandar Nasution, Zulmai Rani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-08-05 2025-08-05 5 1 33 43 10.32696/farmasainkes.v5i1.4995 POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN ASMA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X KOTA PEKANBARU TAHUN 2022 https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK/article/view/5076 <p>Asma merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran pernafasan. Penderita asma mempunyai peluang besar untuk mengalami komplikasi yang akan menambah kompleksitas pengobatan pada pasien, komplikasi yang terjadi pada pasien asma menyebabkan penderita menerima terapi beberapa obat sekaligus (polifarmasi) sehingga memiliki risiko terjadinya interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat potensi kejadian interaksi obat pada pasien asma rawat jalan selama periode Januari-Desember 2022. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan melihat rekam medis pasien asma. Hasil yang didapat dianalisis secara deksiptif dengan penapisan secara media <em>online </em>menggunakan situs <em>Drugs.com </em>dan <em>Medscape.com </em>serta penapisan dengan buku teks DIH dan <em>Stockley’s Drug Interaction. </em>Hasil penelitian menunjukkan adanya potensi interaksi obat sebanyak 412 kasus. Jenis interaksi farmakokinetik sebesar 19,3%, farmakodinamik sebesar 58,9% dan <em>unknown </em>sebesar 21,8%. Berdasarkan <em>severity </em>terdapat interaksi <em>major </em>sebesar 2,4%, <em>moderate </em>sebesar 61,4% dan <em>minor </em>sebesar 36,2%.</p> Syilfia Hasti Mira Febrina Kurnia Dwi Lestari Zulmai Rani Aulia Fitri Copyright (c) 2025 Syilfia Hasti, Mira Febrina, Kurnia Dwi Lestari, Aulia Fitri, Zulmai Rani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-08-05 2025-08-05 5 1 44 62 10.32696/farmasainkes.v5i1.5076 PENGARUH HOME PHARMACY CARE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN, KEPATUHAN, DAN OUTCOME KLINIK PASIEN HIPERTENSI https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK/article/view/5189 <p>Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan pengobatan jangka panjang atau bahkan seumur hidup. Tingkat kepatuhan dan pengetahuan penderita hipertensi akan sangat mempengaruhi keberhasilan terapi. Tujuan dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh hubungan tingkat kepatuhan dan pengetahuan terhadap outcome klinik pasien hipertensi di Desa Pakisputih Kedungwuni. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dan data diambil secara prospektif dengan menyebarkan kuisioner pre-test dan post- test untuk mengukur tingkat kepatuhan, pengetahuan, serta melakukan pengukuran nilai tekanan darah. Metode sampling yang digunakan adalah non-probability sampling dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dianalisis univariat dan bivariate menggunakan SPSS. Pada penelitian ini diperoleh 53 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan diberikan intervensi berupa home pharmacy care. Hasil penelitian diketahui terdapat peningkatan pengetahuan dan kepatuhan pasien antara sebelum dan sesudah diberikan home pharmacy care yang dilihat dari nilai pretest dan posttest. Begitupula pada outcome klinik pasien dilihat dari nilai tekanan darah pasien yang mengalami penurunan sebelum dan sesudah diberikan home pharmacy care. Simpulan dari penelitian ini yaitu home pharmacy care memberikan pengaruh terhadap tingkat pengetahuan, kepatuhan dan outcome klinik pasien.</p> Musa Fitri Fatkhiya Copyright (c) 2025 Musa Fitri Fatkhiya, Ekanita Desiani, Chadirotul Rizqi Jamal, Rani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-08-05 2025-08-05 5 1 63 71 10.32696/farmasainkes.v5i1.5189 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DAN CARA MINUM OBAT DENGAN KEPATUHAN TERAPI PADA PASIEN HIPERTENSI https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK/article/view/5209 <p>Penyakit hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Kepatuhan terapi obat dianggap sebagai faktor penting dalam mencegah perburukan kondisi pasien hipertensi. Tingkat pengetahuan mengenai penyakit hipertensi dan cara minum obat diduga berperan penting dalam meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang hipertensi dan cara minum obat dengan kepatuhan terapi pada pasien hipertensi di Rumah Sakit X Denpasar. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan metode purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner pengetahuan hipertensi, kuesioner pengetahuan cara minum obat, dan kuesioner kepatuhan MMAS-8. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian melibatkan 70 responden, menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang hipertensi (37 responden atau 52,86%) dan pengetahuan baik tentang cara minum obat (60 responden atau 85,71%). Tingkat kepatuhan terapi sebagian besar berada pada kategori sedang (44 responden atau 62,86%). Hasil uji Spearman menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan terapi (p = 0,000; r = 0,483) dan antara pengetahuan tentang cara minum obat dengan kepatuhan terapi (p = 0,002; r = 0,360). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai hipertensi dan cara minum obat dengan kepatuhan terapi pada pasien hipertensi di Rumah Sakit X.</p> Pande Made Ayu Aprianti Kadek Kartika Putri Maharani I Gede Bagus Indra Marangyana Copyright (c) 2025 Pande Made Ayu Aprianti, Kadek Kartika Putri Maharani, I Gede Bagus Indra Marangyana https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-08-05 2025-08-05 5 1 72 84 10.32696/farmasainkes.v5i1.5209 POTENSI SENYAWA BIOAKTIF PHALERIA MACROCARPA TERHADAP RESEPTOR ESTROGEN ALFA SEBAGAI TERAPI KANKER PAYUDARA SECARA MOLECULAR DOCKING https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK/article/view/5217 <p>Kanker payudara menjadi penyebab utama kematian perempuan di seluruh dunia, oleh karena itu dibutuhkan pencarian agen antikanker yang lebih efektif dan lebih aman. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi metabolit sekunder dan mikrobia endofit dari <em>Phaleria macrocarpa</em> sebagai sumber senyawa antikanker payudara menggunakan pendekatan <em>in silico</em>. Lima senyawa aktif apigenin, cafestol, fraxetin, mangiferin, dan sesamin docking terhadap reseptor estrogen alfa manusia (PDB: 3ERT) dengan AutoDock 4.0. Hasil docking menunjukkan semua senyawa menunjukkan afinitas ikatan yang baik, ditunjukkan oleh nilai energi bebas (ΔG) negatif; cafestol memiliki energi terbaik (-10,75 kkal/mol), diikuti sesamin (-8,69), apigenin (-8,42), mangiferin (-7,82), dan fraxetin (-5,78), serta nilai konstanta inhibisi (Ki) menunjukan potensi sebagai inhibitor. Visualisasi interaksi molekuler memperlihatkan kelima senyawa membentuk ikatan hidrogen dan hidrofobik dengan residu asam amino kunci di kantong aktif reseptor estrogen alfa, yaitu Glu353, Arg394, dan His524, yang diketahui penting untuk pengikatan ligan dan aktivitas inhibisi. Semua senyawa memenuhi kriteria Lipinski, dan sebagian besar memiliki profil farmakokinetik serta toksisitas (ADMET) yang baik, meskipun beberapa menunjukkan potensi mutagenisitas. Temuan ini mendukung metabolit sekunder dan endofit <em>Phaleria macrocarpa</em> sebagai kandidat untuk pengembangan agen antikanker payudara, namun validasi lebih lanjut secara in vitro dan in vivo masih diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keamanannya.</p> Rizki Rahmadi Pratama Irena Amelia Putri Jelita Indah Fajarwati Dwi Puji Rahmawati Muhammad Fauzi Copyright (c) 2025 Rizki Rahmadi Pratama, Irena Amelia Putri, Jelita Indah Fajarwati, Dwi Puji Rahmawati, Muhammad Fauzi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-08-05 2025-08-05 5 1 85 96 10.32696/farmasainkes.v5i1.5217 ISOLASI HEMISELULOSA DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI EMULGATOR DALAM SEDIAAN EMULSI MINYAK IKAN https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK/article/view/5192 <p>Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat yang dihasilkan dari industri pengolahan kelapa sawit. Diketahui TKKS mengandung hemiselulosa yang dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi. Tujuan penelitian ini untuk mengisolasi hemiselulosa dari TKKS dan memformulasikan sebagai emulgator pada sediaan emulsi minyak ikan. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental dengan tahapan meliputi isolasi hemiselulosa TKKS dengan menggunakan metode ekstraksi alkali dengan NaOH 0,05N, 0,1N, 0,2N, 0,3N, 0,5N, kemudian karakterisasi hemiselulosa meliputi uji organoleptis, uji kelarutan, uji FTIR <em>(Fourier Transform Infra Red)</em> dan uji SEM <em>(Scanning Elektron Microscope)</em>. Hemiselulosa yang telah diperoleh digunakan sebagai emulgator dalam sediaan emulsi, kemudian dilakukan uji&nbsp; evaluasi sediaan seperti uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji tipe emulsi, uji redispersi, dan uji viskositas. Hasil dari isolasi hemiselulosa TKKS mendapatkan hasil terbaik pada konsentrasi NaOH 0,5N menghasilkan randemen 12,84%. Hasil formula sediaan emulsi kombinasi hemiselulosa yang terbaik adalah F5 dengan perbandingan gom arab : hemiselulosa (2:1). Sediaan emulsi homogen, hasil uji pH formula F1 dan F5 memenuhi syarat pH emulsi oral pada rentang 5-7,5. Hasil uji tipe emulsi yaitu A/M, hasil uji viskositas F1, F3, F4, F5 sudah memenuhi syarat sesuai SNI yaitu 2000-50.000 cPs. Hemiselulosa TKKS dapat menjadi emulgator pada emulsi minyak ikan pada formula kombinasi.</p> Nada Syafirna Dikki Miswanda Minda Sari Lubis Rafita Yuniarti Copyright (c) 2025 Nada Syafirna, Dikki Miswanda, Minda Sari Lubis, Rafita Yuniarti https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-08-05 2025-08-05 5 1 97 110 10.32696/farmasainkes.v5i1.5192 FORMULASI MELOKSIKAM DALAM BENTUK KOYO SEBAGAI ANALGESIK DAN ANTIINFLAMASI https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK/article/view/5210 <p>Meloksikam digunakan sebagai antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang memperlambat enzim siklooksigenase-2 (COX-2). Rute pemberian yang&nbsp; umum digunakan secara oral untuk mengobati beberapa penyakit rematik, seperti artritis reumatoid (RA), osteoartritis, nyeri punggung bawah, dan beberapa penyakit sendi lainnya. Namun, penggunaan, meloksikam secara oral bisa mengakibatkan dampak gastrointestinal misalnya perdarahan, tukak lambung, mual, serta muntah. Untuk menghindari efek samping ini, namun dalam penelitian ini meloksikam diformulasikan menjadi dispersi padat patch transdermal (koyo). Pembuatan patch (koyo) transdermal meloksikam menggunakan larutan polimer yaitu hidroksipropil metilselulosa:etil selulosa:polivinil pirolidon beserta perbandingan terfokus pada peningkat permeasi (<em>enhance</em>r) yaitu propilen glikol. Konsentrasi yang digunakan yakni F1 10%; F2 20%, serta F3 30%. Patch transdermal meloksikam yang telah dibuat dengan cara di esksekusi berdasarkan bermacam keriteria fisikokimia, organoleptik, kekebalan, keseragaman bobot, ketahanan lipatan, kadar air, dan sifat pengembangan. Interaksi antara zat aktif meloksikam serta polimer dianalisis menerapkan FTIR, struktur kristal dianalisis dengan difraksi sinar-X, dan penetrasi obat secara in-vitro (sel difusi Franz). Formula terbaik dievaluasi secara in vivo guna menimbangkan kegiatan analgesik serta antiinflamasinya menggunakan gel yang beredar di pasaran.</p> <p>Hasil pengujian Patch transdermal dispersi padat meloksikam dengan tiga formula yakni memiliki warna kuning, tak memiliki bau, permukaannya kering serta rata, ketebalannya antara 0,0193 sampai 0,0212 cm, keseragaman bobot bobot 98,88 sampai 123,26 mg, ketahanan lipat 370 hingga 375 kali, kadar air 2,094 sampai 2,410% serta pengembangan 7,49 sampai 19,10%. Hasil penetrasi tertinggi dari F3 Patch transdermal dispersi padat meloksikam dengan penetrasi pada menit ke-480 mempunyai % penetrasi yakni 86,453%, nilai AUC sebanyak 1867,303 (% menit), oleh karena itu jika disimpulkan bahwa perbandingan konsentrasi propilen glikol sebagai enhancer memiliki pengaruh melepaskan obat secara transdermal. Hasil analisis menggunakan FTIR menampilkan&nbsp; terdapat interaksi zat aktif meloksikam dengan polimer. Efek analgetik F3 terkuat di menit ke-260 yakni 61,98 (detik), sebaliknya gel natrium diklofenak dalam menit ke-240 yaitu 43,51 (detik) dan persentase penghambatan antiinflamasi pada menit ke-480 yaitu 90,10%, dibandingkan gel natrium diklofenak pada menit ke-480 yakni 64,61%. Koyo transdermal meloksikam (F3) memiliki dampak terapi analgesik serta antiinflamasi yang lebih baik dari pada formulasi lain serta gel natrium diklofenak.</p> Masyithah Suhaitamy Citra Sari Dewi Siregar Copyright (c) 2025 Masyithah Suhaitamy,Citra Sari Dewi Siregar https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-08-05 2025-08-05 5 1 111 128 10.32696/farmasainkes.v5i1.5210 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DENGAN METODE GYSSENS DI INSTALASI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2024 https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK/article/view/5086 <p>Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh bakteri sehingga salah satu terapi yang diberikan yaitu antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional menyebabkan pengobatan kurang efektif. Pemilihan dan penggunaan terapi antibiotik yang bijak pada pasien pneumonia akan menentukan keberhasilan pengobatan dan menghindari terjadinya resistensi bakteri. Metode <em>Gyssens </em>adalah standar untuk evaluasi kualitatif dalam meresepkan antibiotik dengan kelebihan terperinci/jelas dan dapat mengevaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif lebih tepat sehingga akan mencegah terjadinya antibiotik <em>resisten</em>. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia menggunakan metode <em>gyssens</em> di rumah sakit haji Medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan sampel secara <em>purposive sampling</em>, yaitu pemilihan sampel berdasarkan ciri-ciri yang sesuai kriteria inklusi. Sampel yang digunakan yaitu data rekam medik pasien yang <em>terdiagnosa</em> pneumonia dan mendapatkan pengobatan antibiotik, kemudian data dianalisis menggunakan alur diagram <em>Gyssens.</em> Penelitian ini dilakukan pada 89 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil penelitian penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia dengan menggunakan metode <em>gyssens</em> di rumah sakit haji Medan tahun 2024 terdapat sebanyak 61,8% penggunaan antibiotik yang rasional.</p> Lilik Septiana Zulmai Rani Copyright (c) 2025 Lilik Septiana, Rida Evalina Tarigan, Zulmai Rani, Dinda Sari Utami https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-08-05 2025-08-05 5 1 129 140 10.32696/farmasainkes.v5i1.5086 PERSEPSI TENAGA KESEHATAN TERHADAP INTERPROFESSIONAL COLLABORATION (IPC) DIRUMAH SAKIT GRANMED LUBUK PAKAM https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/FJFSK/article/view/5050 <p>Kolaborasi antar profesi (Interprofessional Collaboration/IPC) merupakan sebuah kemitraan antara tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang profesi yang berbeda, yang bekerja bersama untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan pelayanan yang optimal, dan mencapai tujuan bersama. Kolaborasi ini terjadi ketika berbagai profesional medis bekerja sama dengan pasien, keluarga, dan komunitas untuk memberikan perawatan yang menyeluruh dan berkualitas. Tujuan penelitian adalah persepsi tenaga kesehatan <em>interprofessional collaboration</em> dirumah sakit grandmed lubuk pakam. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode kuantitatif, data dikumpulkan dengan : Penyebaran quesioner secara online melalui google form,Responden diberikan waktu untuk mengisi quesioner dalam waktu kurang lebih 20 menit kemudian diolah data menggunakan spps dengan uji univariat. Persepsi tenaga kesehatan terhadap ipc dirumah sakit grandmed dilubuk pakam masih belum sepenuhnya dijalankan dengan baik setelah diuji. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis menarik kesimpulan:Persepsi interprofessional Collaboration ( ipc ) terhadap kemitraan yaitu dalam kategori selalu ( 76,7%) di Rs Granmed lubuk pakam, Persepsi Interprofessional Collaboration ( ipc ) terhadap kerja sama yaitu dalam kategori sering (66,6%) di Rs Granmed lubuk pakam .Persepsi Interprofessional Collaboration ( ipc ) terhadap koordinasi yaitu dalam kategori selalu (73,3%) di Rs Granmed lubuk pakam.</p> Yosi Darmirani Copyright (c) 2025 Yosi Darmirani, Jhoti Sumitra, Debi dinha Oktora, Wenni Normaliza, Zulmai Rani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-08-05 2025-08-05 5 1 141 152 10.32696/farmasainkes.v5i1.5050