ANALISIS HISTOLOGI TERHADAP KULIT TIKUS (Rattus norvegicus) YANG BERJERAWAT DENGAN PEMBERIAN SEDIAAN TOPIKAL ANTI JERAWAT

Main Article Content

Trisha Wulan Erja
Minda Sari Lubis

Abstract

Jerawat adalah gangguan kulit berupa inflamasi kronik pada kelenjar sebaceous yang ditandai oleh adanya lesi polimorfi. Lini pertama dalam mengobati jerawat adalah menggunakan sediaan topikal. Kini sediaan topikal anti jerawat yang tersebar luas di pasaran yaitu dalam bentuk krim dan gel, namun bentuk gel lebih direkomendasikan. Tretinoin merupakan zat aktif yang memiliki sifat anti-inflamasi, sifat agen komedolitik serta meningkatkan total sel fibroblas. Sel fibroblas merupakan komponen penting terhadap proses perbaikan jaringan. Penelitian ini dilakukan  untuk melihat perbedaan antara bentuk krim dan gel pada sediaan topikal anti jerawat yang mengandung bahan aktif tretinoin konsentrasi 0,05% terhadap proses penyembuhan jerawat sampai ke dalam jaringan dengan meningkatkan jumlah sel fibroblas. Matode yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode eksperimental, dimana tikus putih jantan (Rattus norvegicus) sebanyak 9 ekor sebagai hewan uji yang kemudian dibagi menjadi 3 grup yaitu grup kontrol negatif, grup krim dan grup gel. Tikus diinduksi oleh suspensi koloni Stapylococus epidermidis di daerah telinga hingga timbul jerawat dan diberi perlakuan selama 21 hari sesuai dengan grupnya masing-masing. Kemudian diambil  jaringan pada telinga tikus untuk dibuat preparat histologi. Analisis histologi yang dilakukan yaitu menghitung total sel fibroblas pada 4 lapang pandang. Analisa data dilakukan dengan uji Post Hoc LSD. Hasil yang diperoleh dari uji Post Hoc LSD yaitu terdapat perbedaan jumlah sel fibroblas antara grup gel dan krim yang bermakna p=0.003 (p<0,05). Kesimpulannya yaitu sediaan topikal anti jerawat bentuk gel lebih baik dalam meningkatkan jumlah sel fibroblas  daripada bentuk krim.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles