PELATIHAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PARA GURU SEKOLAH ANAK USIA DINI ULFA KHAIRUNA
Main Article Content
Abstract
Aktivitas pembelajaran terhadap siswa di taman kanak-kanak hendaknya dilaksanakan untuk memberikan pemahaman bagi siswa melalui pengalaman nyata yang memungkinkan mereka untuk menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal. Manfaat keberhasilan pembelajaran dapat lebih dirasakan apabila yang diperoleh siswa dari pembelajaran dapat diimplementasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Permasalahan yang dihadapi oleh para guru di RA Ulfa Khairuna adalah berkaitan dengan kurangnya pemahaman para guru terhadap model pembelajaran yang mampu mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan. Beberapa guru merasa kesulitan dalam menumbuhkan sikap para siswa agar lebih peduli terhadap lingkungannya melalui materi pembelajaran yang disampaikan khususnya materi bahasa Inggris, seperti mengajarkan mereka agar mampu menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mengucapkan salam ketika masuk ruang kelas. Berdasarkan permasalahan tersebut tim pengabdian UMN Al Washliyah memutuskan untuk melaksanakan kegiatan PKM terhadap guru-guru di RA Ulfa Khairuna. Rencana kegiatan PKM tersebut dilaksanakan dengan memberikan pelatihan kepada para guru tentang model pembelajaran kontekstual berbasis pelestarian alam dan budaya islami. Model pembelajaran tersebut diharapkan mampu membantu para guru dalam menyampaikan materi pembelajaran agar lebih dekat dengan alam dan sekaligus mampu berperan dalam melestarikan budaya islami. Pembelajaran kontekstual sendiri mampu mendorong anak untuk menemukan hubungan antara materi yang dipelajarinya dengan kehidupan nyata, artinya anak dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman yang didapat di sekolah dengan kehidupan nyata. Tutorial dan diskusi dilakukan sebagai metode untuk menjelaskan dan membimbing para guru di RA Ulfa Khairuna dalam memahami model pembelajaran kontekstual berbasis pelestarian alam dan budaya islami tersebut. Hasil analisis angket yang diberikan kepada peserta pengabdian tersebut menunjukan bahwa 50% peserta pengabdian sangat memahami materi pelatihan, 30% cukup, dan 20% kurang memahami.